Pemerintah Kota Makassar memecahkan rekor sebagai kota pertama yang mengerahkan 50.000 relawan mengetik ulang 50.000 buku yang akan dikonversi secara digital ke dalam huruf braile untuk para tunanetra (disabilitas) yang digelar pada peringatan Hari Disabilitas Internasional di Lapangan Karebosi, Makassar.
Puluhan ribu pelajar dari berbagai tingkatan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah menengah Atas (SMA/SMK) ini terlihat sangat antusias menulis ulang buku pelajarannya dalam laptop masing-masing.
Beragam topik bacaan dari tema sastra, budaya, buku populer, buku pengetahuan hingga cerita rakyat menjadi sasaran 50.000 relawan. Aksi ini terwujud atas kerja sama Pemerintah kota (Pemkot) Makassar - Yayasan Mitra Netra dan IBM Indonesia.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Mitra Netra Anita Ratnasari Tanjung memuji pelajar Makassar yang menjadi relawan Tantangan Berbagi Buku bagi Tunanetra. Menurutnya, aksi 50.000 relawan bentuk nyata keterlibatan pelajar Makassar dalam mencerdaskan kaum disabilitas di tanah air.
"50.000 relawan telah membantu saudara - saudara kita, kaum disabilitas menemukan potensi dirinya melampui keterbatasan fisik yang ada," ujar Anita Ratnasari Tanjung.
Aksi berbagi buku bagi tuna netra akan menjadi agenda tahunan Pemkot Makassar. Hal itu diutarakan Wali Kota Danny yang mengharapkan gerakan berbagi buku bagi tuna netra dapat terus berlanjut.
Sebelumnya, tantangan berbagi buku bagi Tunanetra telah menyambangi kota Bogor dan Bandung. Di Bogor aksi itu diikuti 1.000 relawan sementara Bandung menerjunkan 1.500 relawannya. Makassar menjadi kota pertama dan terbesar yang mengerahkan relawan sebanyak 50.000 orang.
Seperti halnya di Bogor dan Bandung. Di penghujung aksi, Wali Kota Danny juga melayangkan tantangannya kepada tiga wali kota untuk memenuhi tantangan berbagi buku untuk tuna netra.
(2/12/16)