PIJAR CTARSA Kunjungi Kediaman Nono, Sang Juara Dunia Olimpiade Matematika Asal NTT

Kupang - Nono, nama ini sedang menjadi pembicaraan di tanah air. Bocah asal Nusa Tenggara Timur ini mendadak viral karena prestasinya yang mendunia. Nono yang memiliki nama lengkap Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay harum sukses menyabet juara pertama International Abacus World Competition 2022.

Nono saat ini berusia 7 tahun dan duduk di bangku kelas dua di SD Inpres Buraen 2 Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur. Ia berhasil menyingkirkan 7.000 peserta lainnya dalam kompetisi matematika dan sempoa tingkat dunia.

Head of Remote Area CTARSA Foundation, Didie Putri sempat mengunjungi kediaman Nono di Kecamatan Buraen Kabupaten Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, NTT, pada 19 Januari 2023. Ditemani Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe dan Koresponden CNN Indonesia, Eliazar Ballo, Didie melihat langsung kondisi rumah Nono yang masih sangat sederhana. 

Dalam kesempatan itu, Didie yang juga membawahi Program PIJAR CTARSA Foundation, sempat berbincang-bincang dan menggali kisah inspiratif dari sosok Nono dan orang tuanya.

Ayah Nono adalah seorang pekerja serabutan, sementara ibunya adalah guru kontrak di SD inpres. Ibu Nono, Nuryati mengatakan bahwa Nono sudah diajarkan membaca sejak usia 4 tahun. Satu tahun kemudian, Nono mulai belajar matematika dan Bahasa Inggris. Ketika masuk sekolah dasar, Nono sudah menguasai matematika dasar, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

Sebelum menjadi juara dunia, pada 2021 Nono sempat meraih tempat ketiga di olimpiade yang sama. Dukungan yang begitu besar, membuat Nono makin termotivasi dan belajar keras untuk menjadi yang pertama di tahun 2022. “mama banyak sekali yang bilang nono itu harus juara 1, jadi nono harus rajin kerja file benar–benar”. jadi 2021 dia benar-benar berjuang, dia bangun jam 5, kadang pulang sekolah makan, dia langsung kerja file, terus dia kasih selesai, dia mulai mengantuk, dia mulai tidur sedikit, dia bangun, dia bermain sore sedikit, dia malam mulai kerja file. kalau dia fit betul-betul itu dia kadang kerja sampai jam 11.” Ujar Nuryati.

Ketika ditanya tim Pijar CTARSA Foundation, Nono sangat termotivasi dan bercita-cita menjadi seperti Elon Musk. “Saat dia juara di 2021, dia ketemu pak jony kelapong di situ pak joni menginspirasi dia dengan tokoh Elon Musk. Saya suruh dia cari elon musk. satu hari itu dia nonton 30 kali, jadi dia bilang “aduh mamae ini orang bisa pintar begini saya ingin seperti dia”. dari situ dia selalu mengidolakan tokoh ini (elon musk),’’ tutup Nuryati. (CTARSA)