Magelang- ctarsafoundation.org- Setiap anak Indonesia memiliki kesempatan untuk bisa bermimpi tinggi, mendapatakan apa yang dicita-citakan ditengah keterbatasan kondisi mereka adalah alasan Komunitas ARSA Jogjakarta melakukan kegiatan Sharing and Fun Educating (SAFE) yang ke 5 di TPQ Al-Mukhlasin, Desa Banyuroto, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan yang berisi beragam aktivitas edukatif dan menyenangkan tersebut dilakukan selama tiga hari yang melibatkan 85 anak santri  dan para relawan (13/2).

Menurut Abdul Salam Akbar, penanggung jawab kegiatan SAFE #5, fokus kegiatan kali ini adalah tiga point yaitu Fun Teaching, Teaching Clinic dan Donasi. Dalam Fun Teaching, anak-anak diajak untuk bermain dan belajar melalui beragam permainan tradisional dengan memasukan ilmu-ilmu pendidikan dasar, keagamaan dan menanamkan pentingnya cita-cita yang harus dimiliki setiap anak agar memiliki visi kedepan. Kedua adalah teaching clinic yaitu menanamkan pola hidup yang bersih dan sehat dengan edukasi cara sikat gigi dan cara mencuci tangan yang baik dan benar. Kemudian di sesi akhir juga ada pembagian donasi kepada adik-adik berupa alat tulis dan peralatan kesehatan serta sembako bagi masyarakat sekitar yang membutuhkan.

“Kegiatan SAFE adalah kegiatan sosial yang rutin dilakukan oleh para relawan kebahagiaan Komunitas ARSA Jogjakarta, namun pemilihan lokasi kegiatan di TPQ Al-Mukhlasin tersebut memiliki alasan tersendiri untuk kami. Ada kegelisahan dari tim ketika mendapati tempat ini. Pertama, bahwa yang menjadi guru mengaji di TPA ini adalah sepasang suami istri. Mereka harus ikhlas membimbing 85 santri tanpa ada gaji pokok setiap bulannya. Kondisi para santri yang berasal dari keluarga yang tidak mampu, membuat kami ingin menyemangati, menginspirasi dan memotivasi mereka, lokasi lahir bisa dimana saja, namun lokasi mimpi harus setinggi langit, bersandar pada pemilik-Nya,” tuturnya.


Antusias adik-adik peserta SAFE #5 ketika bermain permaianan tradisional (Dok. Komunitas ARSA Jogjakarta)

Kemudian Abdul Salam Akbar yang kerap disapa Alam menjelaskan, para peserta sangat antusias mengikuti acara SAFE #5 tersebut. Kegiatan ini juga dilakukan dengan protokol kesehatan yaitu antigen sebelum dan sesudah acara dan menarapkan 5 M. Beberapa pihak yang mendukung acara Komunitas ARSA Jogja kali ini adalah Mako Brimob Timoho Jogjakarta dalam hal keamanan, masyarakat Dusun Sobleman dan para relawan umum yang ikut mendukung acara. Dari pihak sponsor ada pula donasi ratusan buku tulis Kiky dari PT Solo Murni, pasta gigi dan sikat gigi Ciptaden Lion Japan, JNE serta puluhan paket Sembako dari CTARSA Foundation.

Diakhir Alam berharap semakin banyak orang yang peduli terhadap pendidikan di Indonesia, khususnya di pedalaman negeri yang jarang mendapat perhatian.

“Kolaborasi tanpa pandang lokasi juga patut kita lakukan untuk mewujudkan pemerataan Pendidikan. Saya berharap Komunitas ARSA Jogjakarta bisa terus ambil andil dan aktif berkontribusi untuk kemajuan dunia Pendidikan di daerah pedalaman, kontribusi dalam mengentaskan buta huruf, buta aksara dan buta agama,” tegasnya.

Disisi lain menurut Muhammad Sholeh, pengurus TPQ Al-Mukhlasin bahwa anak-anak TPQ sangat senang dan menyambut baik kegiatan SAFE #5 yang dilakukan oleh ARSA Jogjakarta. TPQ yang telah berdiri sejak tahun 2004 tersebut selama ini belum pernah didatangai oleh pihak luar dalam durasi waktu kegiatan yang lama, biasanya hanya satu atau dua jam seperti menggantikan mengajar di kelas. Namun ARSA Jogjakarta melakukan kegiatan edukasi pendidikan umum, kesehatan dan agama dalam waktu cukup lama dikemas dengan kegiatan yang menarik.

“Bagus sekali kegiatan ini, anak-anak senang bahkan sering menanyakan kapan kaka-kakak kesini lagi. Dulu ada mahasiswa KKN datang namun hanya sebentar, kadang menggantikan saya mengajar didalam kelas. Kemarin kegiatannya bagus sekali, beragam dan saya juga heran kok masih ada remaja-remaja, para mahasiswa yang memikirkan anak-anak didik kami dan memberikan motivasi. Senang sekali masih ada yang memperhatikan pendidikan agama,” tutur pria yang sudah mengurus TPQ selama lebih dari 18 tahun tersebut.


Kolaborasi Komunitas ARSA Regional Jogjakarta dengan TPQ Al-Mukhlasin dalam kegiatan SAFE #5 (Dok. Komunitas ARSA Jogjakarta)

Kemudian Sholeh berkisah, jika kondisi TPQ saat ini memang sedang membutuhkan bantuan berbagai pihak, khususnya dalam fasilitas bangunan TPQ yang belum memiliki plafon untuk atap bangunan keseluruhan kelas. TPQ berdiri di atas tanah desa dan dibangun dari swadaya warga, Sholeh dan istri yang menginisiasi dibangunnya TPQ Al-Mukhlasin.  Untuk mengajar 85 siswa, hanya ada tiga saja yang mengajar yaitu dirinya, istri dan adik iparnya. Hal ini karena selama ini guru ngaji tidak mendapatkan pemasukan tetap dan hanya mengandalkan ke-ikhlasan, iuran siswa yang di ambil 15 ribu setiap bulan hanya dialokasikan untuk membantu dana fasilitas belajar seperti papan tulis, spidol, bangku, perbaikan lantai dan kebutuhan bangunan lainnya.

“Kami terkesan Komunitas ARSA selain melakukan kegiatan edukatif yang menyenangkan juga telah memberikan bantuan alat tulis bagi seluruh anak-anak didik kami. Saya sangat senang, modal saya untuk terus mengajar selama ini adalah niat dan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT untuk berdakwah dijalan Nya. Saya berharap kedepan semakin banyak orang yang ikut membantu meningkatkan kualitas anak didik kami dan membantu memperbaiki bangunan TPQ agar lebih nyaman untuk digunakan sebagai tempat menuntut ilmu agama,” tandas pria paruh baya tersebut.(ncmh)

Penulis: Nikmatus Sholikah | Editor: Gatut Mukti